Profil Desa Gripit

Ketahui informasi secara rinci Desa Gripit mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gripit

Tentang Kami

Desa Gripit, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, merupakan pusat wisata religi dan sejarah yang bertumpu pada warisan Sunan Gripit. Dengan potensi agrowisata dan produk UMKM seperti olahan herbal, desa ini memadukan tradisi budaya dengan pengembangan eko

  • Pusat Sejarah dan Religi

    Desa Gripit ialah lokasi Makam Sunan Gripit (Syekh Abdul Khadir Jaelani), tokoh penyebar Islam yang menjadikannya destinasi ziarah penting di Banjarnegara dan titik sentral dalam naskah kuno "Babad Gripit".

  • Potensi Ekonomi Berbasis Agrikultur dan UMKM

    Perekonomian desa ditopang oleh pertanian, terutama padi, serta industri rumah tangga yang menghasilkan produk unggulan seperti olahan minuman herbal, buah, dan aneka makanan ringan.

  • Pemerintahan Progresif dan Pelestarian Budaya

    Di bawah kepemimpinan yang baru, pemerintah desa aktif berkolaborasi dalam kegiatan pengembangan masyarakat sambil terus melestarikan tradisi luhur seperti Ruwahan dan Haul Sunan Gripit.

Pasang Disini

Terletak di perbukitan sejuk Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Gripit menjelma menjadi sebuah wilayah yang kaya akan narasi sejarah dan warisan spiritual. Lebih dari sekadar satuan administratif, Gripit yaitu sebuah destinasi yang namanya terukir dalam sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa. Dengan Makam Sunan Gripit sebagai episentrumnya, desa ini menawarkan perpaduan unik antara wisata religi, potensi agrikultur dan geliat ekonomi kerakyatan yang terus berinovasi di bawah kepemimpinan baru.

Desa ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan Syekh Abdul Khadir Jaelani atau Sunan Gripit, tetapi juga menjadi bukti bagaimana sebuah komunitas dapat tumbuh dengan mengakar pada tradisi sambil merangkul masa depan. Keberadaan naskah kuno "Babad Gripit" semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu titik penting dalam penelusuran sejarah Kabupaten Banjarnegara. Didukung oleh pemerintahan desa yang aktif dan masyarakat yang guyub, Gripit secara perlahan namun pasti mengembangkan potensinya, dari produk olahan herbal hingga acara budaya yang rutin digelar dan menarik minat pengunjung dari berbagai daerah.

Geografi dan Demografi

Desa Gripit secara geografis berada pada ketinggian sekitar 480 meter di atas permukaan laut, menjadikannya wilayah dengan udara yang sejuk dan pemandangan khas dataran tinggi. Berdasarkan data dari publikasi "Kecamatan Banjarmangu Dalam Angka 2015" oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, luas wilayah Desa Gripit mencapai 103,22 hektar atau sekitar 1,03 km². Wilayah ini terbagi menjadi dua peruntukan utama, yakni lahan persawahan seluas 17,30 hektar dan lahan bukan sawah (mencakup permukiman, pekarangan, dan tegalan) seluas 85,92 hektar.

Letak Desa Gripit berada di dalam wilayah Kecamatan Banjarmangu, yang memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:

Sebelah Utara: Kecamatan Karangkobar dan Kecamatan Punggelan

Sebelah Timur: Kecamatan Madukara

Sebelah Selatan: Kecamatan Banjarnegara dan Kecamatan Bawang

Sebelah Barat: Kecamatan Wanadadi dan Kecamatan Punggelan

Secara lebih spesifik, berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara tahun 2023 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa, wilayah Desa Gripit diketahui berbatasan langsung dengan desa-desa tetangganya seperti Desa Kesenet dan Desa Kendaga. Interaksi sosial dan ekonomi dengan desa-desa di sekitarnya terjalin erat, didukung oleh akses jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan di kecamatan.

Mengenai data kependudukan, informasi spesifik terbaru untuk tingkat desa belum dirilis secara publik. Namun merujuk pada data historis BPS, dapat diestimasikan bahwa desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang moderat. Sebagai konteks, data kependudukan untuk Kecamatan Banjarmangu pada tahun 2023 mencatat total 47.382 jiwa. Kepadatan penduduk di seluruh kecamatan berada di angka 936 jiwa/km², yang menunjukkan distribusi populasi yang cukup merata di antara 17 desa yang ada.

Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian

Perekonomian Desa Gripit digerakkan oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggungnya. Struktur lahan yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk kegiatan agrikultur. Data dari portal Satu Data Banjarnegara menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Desa Gripit tercatat memproduksi padi sebanyak 18 ton, menandakan sektor tanaman pangan masih menjadi andalan.

Selain padi, potensi perkebunan dan hortikultura juga dikembangkan oleh masyarakat. Komoditas seperti kayu, kelapa, kapulaga, dan aneka buah-buahan menjadi sumber pendapatan tambahan. Keunggulan Desa Gripit yang menonjol terletak pada industri pengolahan hasil bumi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Kecamatan Banjarmangu tahun 2023 secara eksplisit menyebutkan Desa Gripit sebagai salah satu sentra produksi untuk beberapa produk unggulan, antara lain:

Olahan Minuman Herbal dan Buah

Memanfaatkan hasil kebun, masyarakat mengolahnya menjadi produk minuman yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Olahan Makanan Ringan

Berbagai jenis keripik, jenang, ketan, ladu, dan tempe diproduksi oleh industri rumah tangga.

Gula Jawa/Aren

Produksi gula aren juga menjadi salah satu komoditas penting yang menopang ekonomi lokal.

Keberadaan Pasar Gripit, yang menurut sejarah didirikan langsung oleh Sunan Gripit, hingga kini masih berfungsi sebagai pusat perniagaan utama di desa. Pasar ini tidak hanya menjadi tempat jual beli hasil bumi, tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan ekonomi yang memperkuat ikatan komunitas.

Kehidupan Sosial dan Budaya Berpusat pada Warisan Leluhur

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Gripit sangat diwarnai oleh warisan sejarah dan spiritual dari Sunan Gripit. Beliau, yang memiliki nama asli Syekh Abdul Khadir Jaelani, merupakan salah satu tokoh sentral dalam penyebaran agama Islam di wilayah Banjarnegara. Menurut catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Sunan Gripit merupakan putra dari Sunan Giri Gajah dari Gresik yang mengembara ke arah barat. Kisah perjalanannya bahkan diyakini menjadi cikal bakal penamaan Kecamatan Banjarmangu.

Warisan terbesar beliau ialah Makam Sunan Gripit, yang kini menjadi destinasi wisata religi terkemuka. Setiap malam Jumat Kliwon, kompleks makam ini ramai dikunjungi peziarah dari dalam maupun luar Banjarnegara. Puncak keramaian terjadi saat acara Ruwahan dan Haul Sunan Gripit, sebuah tradisi tahunan yang digelar menjelang bulan Ramadan untuk mendoakan dan mengenang jasa-jasa sang sunan. Acara ini merupakan perpaduan antara ritual keagamaan, pelestarian kearifan lokal, dan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Nilai sejarah desa ini juga diperkaya dengan adanya naskah kuno Babad Gripit. Naskah ini menjadi sumber penting untuk mengkaji sejarah lokal, termasuk peristiwa Adipati Mrapat yang menjadi tonggak Hari Jadi Banjarnegara. Upaya untuk menghidupkan kembali pemahaman terhadap babad ini terus dilakukan, seperti melalui kegiatan bedah buku yang diinisiasi oleh pemerintah daerah dan para budayawan, yang sering kali melibatkan partisipasi aktif dari Pemerintah Desa Gripit.

Infrastruktur dan Layanan Publik

Pemerintah Desa Gripit terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan dasar untuk menunjang kehidupan warganya. Di sektor pendidikan, terdapat fasilitas pendidikan dasar yakni SD Negeri Gripit yang menjadi pusat kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak di desa. Keberadaan lembaga pendidikan ini sangat vital dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.

Di bidang kesehatan, layanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) secara rutin diselenggarakan untuk memantau kesehatan ibu dan anak, menunjukkan adanya perhatian pemerintah terhadap kesehatan generasi penerus. Kegiatan ini sering kali diintegrasikan dengan program lain, seperti posyandu remaja, yang menunjukkan adanya inovasi dalam pelayanan publik.

Aksesibilitas desa didukung oleh jaringan jalan yang menghubungkannya dengan pusat kecamatan dan desa-desa lain. Meskipun tantangan perbaikan dan pemeliharaan jalan di daerah perbukitan selalu ada, konektivitas ini menjadi kunci bagi pergerakan barang dan orang, yang pada gilirannya turut mendorong roda perekonomian. Fasilitas umum lainnya seperti Masjid Sunan Gripit tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat.

Pemerintahan Desa dan Visi Pembangunan

Sejak pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak pada Maret 2024, Desa Gripit dipimpin oleh Kepala Desa Sugeng. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah desa menunjukkan arah yang progresif dalam mengelola potensi desa. Keterlibatan aktif kepala desa dalam berbagai forum, seperti menjadi narasumber dalam acara bedah buku "Babad Gripit" dan menyambut kegiatan komunitas seperti pemutaran film, menandakan adanya semangat kolaborasi dan keterbukaan.

Pemerintahan desa menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program-program pembangunan, baik yang bersumber dari dana desa maupun inisiatif pemerintah kabupaten. Fokus pembangunan tidak hanya pada aspek fisik seperti infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan sinergi antara pemerintah desa, lembaga desa, dan seluruh elemen masyarakat, Desa Gripit berpotensi besar untuk terus maju.

Sebagai penutup, Desa Gripit merupakan contoh nyata bagaimana sebuah desa mampu mengharmonisasikan kekayaan masa lalu dengan visi masa depan. Jejak sejarah Sunan Gripit memberikan identitas dan ruh yang kuat, sementara potensi alam dan kreativitas warganya menjadi motor penggerak kemajuan. Dengan pengelolaan yang baik dan partisipasi aktif masyarakat, Desa Gripit tidak hanya akan dikenal sebagai destinasi religi, tetapi juga sebagai desa yang mandiri, berbudaya, dan sejahtera.